Website Resmi Ponpes Sabilurrosyad Gasek Malang

Khidmah Konten dari Pesantren

5 Nasihat Penting Kiai Said Aqil Untuk Para Santri Gasek

Foto. Gasek Multimedia

Ponpesgasek.id —  Acara Halalbihalal di gelar di  Ponpes Sabilurrosyad Gasek, Kota Malang, Jumat (27/5) malam jam 18.45. Para santri dan tamu mulai memadati area dan di arahkan panitia untuk menempati tempat yang telah di sediakan.

Acara di gelar dengan rangkaian sholawat, tahlil, dan di isi mauidhoh hasanah oleh KH. Said Aqiel Siradj. Selain itu, launcing buku “Pesantren NUna” karya abah yai Marzuki Mustamar juga turut mewarnai acara ini.

Kiai Said dalam ceramahnya memberikan banyak sekali ilmu, dan juga pesan nasihat. Banyak diantaranya ditunjukkan untuk kalangan santri khusunya santri Sabilurrosyad sendiri, yaitu :

1. Santri  harus bisa membaca Al-Quran dengan benar

“Silahkan kuliah di apa saja, tapi santri harus bisa baca Quran dengan benar,” tegas Buya. Al-Qur’an sebagai pedoman suci umat islam maka selayaknya santri harus bisa membacanya. Beliau juga menambahkan “Barang siapa ngaku santri, tetapi bacaan Qur’annya tidak benar, maka dia termasuk santri gudiken”.

2. Santri juga perlu menguasai ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan

Pendidikan sekarang dituntut agar semakin maju dan keren. Ketika tertinggal, maka santri hanya akan menjadi penonton. “Mari kita kejar ketinggalan kita. Semua ilmu pengetahuan harus dikuasai,” ajak Buya Said.

3. Santri harus menunjukan punya tipologi berakhlak.

Selanjutnya yang tidak kalah penting dari ilmu yang harus di miliki seorang santri yaitu karakter atau akhlakul karimah. Ini merupakan manifestasi dari ilmu.

“Musuh utama kita adalah hawa nafsu. Pendidikan pesantren selalu menekankan tazkiyatun nafs, tatghirul khalq. Mudah-mudahan semua santri memilki akhlaq yang baik, hati yang bersih, selalu mendapatkan khawatir ilahiyah dan malakutiyyah,” Jelas pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Jakarta Selatan itu.

Negara ini membutuhkan pengawal mental, butuh kelompok yang mengawal moral. Negara ini masyarakatnya sudah mengarah kepada hedonis, materialis. Maka santri diharapkan menjadi pengawal atau benteng moral bangsa Indonesia.

Baca juga : 3 pesan KH. Marzuqi Mustamar dalam Peringatan Haul ke-1 Tahun KH. Murtadho Amin

4. Santri harus memiliki himmah dan azimah yang besar.

“Dengan niat yang baik, cara yang benar, dan tujuannya ibtigha mardhotillah. Kita harus Menang. Kita harus kaya,” ajak Doktor alumnus Ummul Quro Makkah ini menyemangati santri Sabilurrosyad Malang.

Beliau menerangkan bahwa menjadi orang kaya dan sejahtera ini wajib karena Amanah dhohiriyah dan wajib kita laksanakan.Santri juga harus punya wisdom atau hikmah.

Wisdom itu nurun yakdifuhullah ala qolbiman yasa’. Cahaya direct (langsung) dari Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang Ia kehendaki”, jelas Kyai Said.

5. Santri harus rajin membaca

Membaca buku tidak hanya linier jurusannya, tetapi di luar jurusan juga. Hal tersebut jika ingin betul-betul menjadi pribadi  berkualitas.

“Saya tahadduts bin ni’mah. Saya kuliah jurusannya aqidah filsafat pelajarannya agama, filsafat islam, ilmu kalam, mantiq,” ungkap Kiai Said.

K.H. Said paham sejarah islam dan banyak qasidah yang beliau hafal meskipun bukan jurusannya. “Tidak ada pelajaran sejarah, bukan jurusannya, tidak ada pelajaran syair-syair, terus dari mana? Belajar sendiri. Saya Alhamdulillah ya agak paham sejarah islam ya baca sendiri banyak qosidah-qosidah saya hafal ya baca sendiri,” jelas Kiai memotivasi santri supaya rajin membaca.

“Silahkan tiru syukur-syukur lebih dari saya,” tutup beliau.

Penulis            : Ayu Dayang Lestari

Editor              : Alfa’uzun Nisak