Website Resmi Ponpes Sabilurrosyad Gasek Malang

Khidmah Konten dari Pesantren

Menemukan Ketenangan Hidup dari Kebahagiaan Semu

Menemukan Ketenangan Hidup dari Kebahagiaan Semu

Seorang santri sedang menjalani perannya dengan sepenuh hati merupakan contoh dari ikhtiar menemukan ketenangan hidup.
Foto. Gasek Multimedia

Ponpesgasek.id — Perasaan tidak tenang adalah masalah besar yang dihadapi oleh remaja saat ini. Tak disangka-sangka, remaja sering mengalami ketakutan tersendiri atas perasaannya, namun juga sering merasa bahagia dengan suatu hal. Seperti misalnya adanya pencapaian like atau komentar positif terhadap postingannya di media sosial. 

Takut Ketinggalan Tren

Fenomena takut ketertinggalan di kalangan remaja kini semakin marak dan sulit dikendalikan. Adanya rasa takut ketertinggalan pada berbagai tren yang ada menjadikan kecemasan tersendiri pada diri seseorang. Bukan hanya itu, terdapat perasaan khawatir akibat adanya tren membawa seseorang cenderung melakukan pencarian informasi dan melakukan berbagai aktivitas di media sosial[1]. 

Kondisi ini akan terus menjadi problematika pada individu terhadap kehidupan sosial yang ada. Artinya, berbagai tren yang muncul dengan diikuti dengan adanya peristiwa pamer akan menjadi sebuah permasalahan yang serius. Problematika ini perlu diselesaikan dengan upaya yang diterapkan oleh individu itu sendiri.

Sering dijumpai berbagai kegiatan memamerkan diri yang dilakukan oleh remaja di media sosial[2]. Kegiatan memamerkan diri atau sering disebut dengan flexing di media sosial ini menjadi sebuah agenda untuk mendapatkan pengakuan kelas sosial.


Baca juga Tumbuhkan Jiwa Damai Jangan Sumbu Pendek


Berbagai hal yang dipamerkan oleh remaja baik itu harta, benda, ketercapaian, hingga prestasi yang kesemuanya itu memiliki dampak positif dan negatif masing-masing. Bahkan tindakan pamer harta yang dilakukan berbagai orang justru bukanlah sebagai suatu realita yang sebenarnya terjadi, namun justru menjadi sebuah pembohongan publik yang dilakukan sebagai upaya mendapatkan pengakuan kelas sosial[3]. Oleh karenanya, adanya kegiatan memamerkan diri ini menjadi salah satu faktor dan dampak dari rasa takut ketertinggalan individu utamanya pada remaja.

Pengaruh dari Media Sosial

Perkembangan teknologi membawa dampak yang cukup berarti bagi kelangsungan hidup setiap manusia. Bahkan sekarang ini banyak terdapat media sosial yang dapat memenuhi kebahagiaan semu[4] penggunanya. Data penggunaan media sosial di Indonesia hingga Januari 2023 menurut We Are Social menunjukkan bahwa terdapat 167 juta pengguna media sosial yang setara dengan 78 persen dari total pengguna internet di Indonesia[5]. Penggunaan internet yang sangat banyak ini membawa dampak tersendiri terhadap berbagai hal di  kehidupan sosial. 

Dampak yang terjadi akibat adanya media sosial sering dialami oleh para generasi Z[6]. Hal ini terlihat dari berbagai fenomena yang terjadi termasuk adanya rasa cemas dan insecurity[7] yang muncul akibat terlewatnya sebuah momen atau trend yang telah dilakukan oleh orang lain[8]. Maka dari itu, adanya gawai dan media sosial sangatlah memiliki dampak terhadap remaja dan berbagai kalangan.

Media sosial sejatinya membawa kebahagiaan semu bagi penggunanya. Banyak dijumpai seseorang mengalami rasa takut ketertinggalan di media sosial. Media sosial yang sering digandrungi sebagai salah satu penyebab adanya rasa takut ini adalah Instagram dan WhatsApp Story[9]. Perasaan takut tertinggal orang lain dan kecemasan hingga rasa khawatir akan membawa seseorang dalam belenggu kebahagiaan semu[10] yang menjadikan adanya hati yang sakit (qalbun saqim) bagi individu.


Baca juga Man Shobaro Dzhofiro


Konsep kebahagiaan sebenarnya telah tercantum dalam Q.S Ad-Dhuha [93]: 11 yaitu berupa nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia yang perlu diikuti dengan rasa syukur. Akan tetapi dalam Q.S Yunus [10]:17 Allah yang telah diberikan kepada manusia yang perlu diikuti dengan rasa syukur. 

Dalam Q.S Yunus [10]:17 Allah menjelaskan tentang larangan kepada manusia terhadap kebohongan dalam bentuk apapun termasuk berbagai hal yang diunggah di media sosial. Ayat ini telah jelas memberikan arahan kepada manusia terhadap kebahagiaan hakiki dan larangan atas kebohongan yang dilakukan di media sosial.

Bagaimana Allah menjawab hal ini?

Perasaan takut tertinggal menjadi sebuah kepanikan yang terjadi pada individu dan akan menimbulkan seseorang terbelenggu pada keduniawian. Akan tetapi Allah telah menjelaskan kepada manusia agar tidak terjerumus terhadap kenikmatan duniawi.

Dalam Q.S Al-Hijr [15]: 88, Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam tafsirnya menjelaskan bahwa seseorang tidak perlu memandang keduniawian yang fana termasuk pada harta dan berbagai kesenangannya dengan penuh ambisi. Dalam ayat ini, kalimat laa tamuddanna ‘ainaika (لا تمدن عينيك memiliki makna bahwa  janganlah manusia memandang dengan ambisi terhadap setiap hal yang ada pada orang lain baik itu harta maupun kekayaan duniawi[11]. 


Baca juga Mengejar Kesuksesan Dunia dan Akhirat Dengan Menjaga Shalat Berjamaah


Manusia tidak perlu iri terhadap nikmat Allah yang telah diberikan kepada orang lain dan tidak perlu menginginkan untuk memiliki sesuatu yang sama dengan orang lain. Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir ringkas Kemenag bahwa seseorang tidak perlu tergiur atas kenikamatan duniawi yang fana bahkan menyesatkan. Manusia juga dianjurkan untuk berendah hati serta menjaga hubungan baik dengan orang lain[12].

Ikhtiar Untuk Mencapai Ketenangan yang Hakiki

Kita dapat melakukan beberapa prinsip dalam hidup secara Islami menjadi sebuah konsep regulasi diri yang penulis namakan sebagai “Self Regulation Concept”. Pinsip-prinsip tersebut adalah:

  1. Menerima informasi dengan baik
  2. Bersyukur atas segala nikmat
  3. Bersikap qona’ah atau cukup terhadap nikmat Allah
  4. Sabar agar tidak terjadi perasaan iri dan cemas terhadap kenikmatan orang lain
  5. Fokus pada diri sendiri tanpa melihat pencapaian orang lain dengan berlebihan

Berbagai prinsip tersebut dapat anda lakukan sebagai upaya memperoleh ketenangan hidup dan terhindar dari mudharatnya kebahagiaan semu. Penulis sangat berharap agar tidak ada remaja-remaja yang terbelenggu pada rasa cemas ketertinggalan maupun kebahagiaan semu yang bersifat sementara.  

Penulis. Zumrotul Aliyah
Editor. Cheppy Eka Juniar

Daftar Rujukan

[1] Zahroh, lailatuz, and Ima Fitri Sholichah. “Pengaruh Konsep Diri dan Regulasi Diri terhadap Fear Of Missing Out (FoMO) pada Mahasiswa Pengguna Instagram.” Jurnal Pendidikan dan Konseling 4, no. 3 (2022).

[2] Ajidin, Zilal Afwa, and Nafkhatul Wahidah. “Fenomena Flexing di Media Sosial dan Kaitannya dengan Israf.” Islamic Bussiness and Finance (IBF), 2023.

[3] Rahayu, Sri. “Flexing sebagai Komunikasi Simbolik pada Judul Konten “AH Official Youtube Channel”.” ARKANA Jurnal Komunikasi dan Media 1, no. 2 (2022).

[4] Kebahagiaan semua adalah perasaan bahagia yang terjadi dalam waktu dingkat dan tidak menimbulkan kepuasan.

[5] Muhtar. Ini 7 Media Sosial Paling Banyak Digunakan di Indonesia. April 4, 2023. https://goodstats.id/whatsapp-teratas-ini-7-media-sosial-paling-banyak-digunakan- (accessed Oktober 1, 2023).

[6] Generasi Z adalah seseorang dengan kelahiran 1997 – saat ini yang hidupnya bergantung pada teknologi.

[7] Insecurity adalah perasaan tidak percaya diri, biasanya ditandai dengan adanya rasa takut memperlihatkan dirinya atau justru memperlihatkan dirinya menggunakan model lain. Selain itu, perasaan insecurity ini juga pada seseorang yang tidak percaya diri terhadap pencapaiannya

[8] Adjiwibowo, Alisha Diandra, Azkia Zulfah Fauziah, and Fatya Nurnayla. “Fenomena Flexing dan Fomo di Instagram: Persepsi Generasi Z terhadap Akun Instagram @siscakohl, @zhafiraiha, dan @jeromepolin.” Jurnal Interaksi Sosial 2, no. 2 (2023): 62 – 69.

[9] Adjiwibowo, Alisha Diandra, Azkia Zulfah Fauziah, and Fatya Nurnayla. “Fenomena Flexing dan Fomo di Instagram: Persepsi Generasi Z terhadap Akun Instagram @siscakohl, @zhafiraiha, dan @jeromepolin.” Jurnal Interaksi Sosial 2, no. 2 (2023): 62 – 69.

[10] Kebahagiaan semu adalah kebahagiaan seseorang yang terjadi secara instan dan tidak mendapatkan kepuasan sejati.

[11] Tafsir Al-Munir Jilid 7 Aqidah, Syari’ah, Manhaj. (Yuusuf-An-Nahl) Juz 13 & 14. Gema Insani, n.d.

[12] Kemenag. Tafsir Ringkas Kemenag. Qur’an in Word, n.d.