Abah KH Marzuqi Mustamar sedang mengajar para santri
Foto. Gasek Multimedia
Ponpesgasek.id — Ramadhan menjadi momen umat Islam memaksimalkan berbuat kebaikan. Di antara caranya adalah dengan mempelajari ilmu agama, baik melalui kajian atau mondok di pesantren. Semangat inilah yang mendorong Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek mengadakan ngaji kilatan di Ramadhan 1445 H kali ini.
Hal ini dituturkan Muhammad Asyhar Muhibbunnuha, santri putra sekaligus pengurus bidang pendidikan Ponpes Gasek, yang juga menangani program ngaji kilatan ini. “Tak hanya untuk santri mukim, tetapi juga untuk masyarakat umum,” jelas Nuha sapaan akrabnya.
Ngaji kilatan ini bertujuan untuk memaksimalkan bulan ramadan. Dengan cara mengisi waktu lewat kajian berbagai kitab kuning khas pesantren . “Santri yang tidak mukim di pondok boleh hanya mengikuti ngajinya lalu pulang ke rumah masing-masing,” jelas Nuha di Masjid Nur Ahmad (20/03/2024).
Baca juga. Persiapan Bulan Ramadhan, Abah Marzuqi Sampaikan Ini Agar Puasa Kita Sukses!
Santri kalong, namanya. Mereka yang memilih datang saat jadwal mengaji dan pulang ke kediaman masing-masing. Santri kalong ini diperbolehkan mengikuti kegiatan ngaji kilatan sama seperti santri lainnya, bedanya tidak tinggal dan bermalam di Ponpes Gasek.
Meski begitu, ada tantangan khusus bagi santri kilatan yang mukim. Mereka didorong untuk bisa mengikuti semua pengajian sesuai jadwal. Begitu juga santri gasek yang lainnya. “Total santri kilatan berjumlah 89 santri,” ujar Nuha.
Ia merincikan lagi tepatnya 37 santri kalong putri, 31 santri kalong putra, 17 santri mukim putri, dan 4 santri mukim putra. “Mereka, santri kalong ini lebih fleksibel waktunya. Datang ketika jadwal mengaji saja,” jelas Nuha.
Mengenai penempatan para santri yang bermukim tersebut, pengurus sudah menyiapkannya yakni dengan bergabung bersama santri gasek, tepatnya di kamar 1-7 A. Sedangkan santri putri juga menempati kamar yang disediakan di lokasi pondok putri. Seluruh santri bisa mengikuti kegiatan pondok dan menggunakan fasilitas pondok seperti santri Gasek pada umumnya. Termasuk berbuka bersama di masjid dan sahur bagi santri putri.
Baca juga. Ramadhan, Bulan Kitab-Kitab Suci Diturunkan
Sebagai sarana dakwah dan syiar Islam, ngaji kilatan dilaksanakan konsisten setiap hari. Ada enam waktu pelaksanaan, utamanya setelah salat. Seperti setelah subuh, setelah zuhur, dan setelah ashar. “Lalu ada ngaji menjelang maghrib, setelah tarawih awal, dan ngaos lagi sekitar pukul sembilan malam,” tutur Nuha.
Program ngaji kilatan Ramadhan ini diharapkan bisa menjadi jembatan bagi mereka yang ingin mencari keberkahan ilmu. Meskipun hanya satu bulan, bahkan hanya sekitar 25 hari, Nuha berharap program ngaji kilatan ini bisa membekaskan kebaikan di dalam diri mereka yang mengikuti. “Tidak sedikit orang yang ingin belajar di pondok tapi masih belum diberikan kesempatan. Karena itulah ngaji kilatan ini hadir untuk memaksimalkan waktu bagi mereka yang ingin mondok ini,” tutup Nuha.
Editor. Cheppy Eka Juniar
Cumi-cumi ambivert yang sedang belajar menjadi manusia.