Fatkur Rozi sedang memberikan sambutan.
Foto. PKPT IPNU UB
Ponpesgasek.id — Kesempatan untuk memimpin sebuah organisasi tidak bisa dimiliki oleh semua orang. Maka dari itu, kita yang mendapat amanah tersebut harus menjalaninya dengan sebaik mungkin.
Itulah yang terus diupayakan Fatkur Rozi, santri yang kini mendapat amanah sebagai Wakil Sekretaris Penerimaan Santri Baru (PSB) Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek. Sekaligus sosok nahkoda baru bagi Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Universitas Brawijaya (UB). “Kita harus pintar-pintar dalam membagi waktu dan berusaha tanpa ada kegiatan yang dikesampingkan atau ditinggal,” ujar Rozi saat diwawancarai pada (19/03/2024) lalu.
Laki-laki yang lahir di Kediri, 07 Mei 2002 itu, terus berusaha melakukan perannya di kedua amanah itu dengan maksimal.
Sebagaimana mahasantri (mahasiswa dan santri) yang selalu identik dengan Khidmah kepada para ulama dan menghidupkan amalan Nahdlatul Ulama. Hal itulah yang menjadikannya berkeinginan untuk terus menjadi seorang mahasantri di mana pun berada. Beruntungnya, di kampus tempat ia menimba ilmu saat ini terdapat sebuah perkumpulan yang berisikan sesama mahasantri sehingga bisa bekerja sama menghidupi amalan Nahdlatul Ulama tersebut.
Baca juga. Kisah Husna, Sang Pemimpin IPPNU UB dari Gasek
Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota yang kerap dipanggil Kang Rozi itu, mengaku memiliki banyak pengalaman berorganisasi mulai pada saat masih sekolah hingga di jenjang perkuliahan. Kang Rozi aktif mengikuti kegiatan organisasi keislaman di kampusnya maupun di luar kampus yaitu PKPT IPPNU UB, Seni Religi (SR) UB. Hal itu menjadikan kemampuan berorganisasi Kang Rozi tidak perlu diragukan lagi.
Saat ditanya bagaimana perjalanan dan pengalaman saat bergabung di IPNU PKPT IPNU IPPNU UB, Kang Rozi merasa terkesan. Perjalanan dan pengalaman saat bergabung di IPNU juga banyak. Ia pernah menjadi volunteer ketika bencana semeru. “Pada saat itu kita menginap di lumajang selama seminggu, ikut membantu membuat keadaan supaya tenang dengan datang ke sekolah-sekolah menenangkan anak-anak supaya tidak trauma, dan banyak lagi kegiatan kegiatan yang positif yang kami lakukan.” Begitu kisahnya sambil mengenang kembali momen tak terlupakan tersebut.
Menurut Kang Rozi, ada sesuatu yang harus diperhatikan sebagai Mahasantri. Yaitu ketika ada dua hal yang berbenturan, seperti beberapa kegiatan yang dilakukan pada waktu yang bersamaan. Mahasantri harusnya lebih pintar dalam membagi waktu. Ia harus jeli dan bijak memilih mana yang harus dikedepankan atau didahulukan. Tentunya dengan melihat tingkat kepentingan kegiatan tersebut.
Baca juga. Apakah Santri di Ponpes Gasek Cuma Belajar Ngaji Saja?
“Harus tau mana yang harus dikedepankan atau didahulukan dengan melihat tingkat kepentingan kegiatannya. Jadi bisa mengatur waktu, kapan waktunya untuk kuliah, berorganisasi, dan ngaji.” tutupnya. Sekaligus mengakhiri pesan untuk semua mahasantri yang sedang belajar mengatur waktu ngaji, ngabdi, dan organisasi.
Editor. Niskala Nabila
Lakukan saja, nanti juga datang datang sendiri.
Masyaallah Kheir Kheir
Alhamdulillah, semoga bermanfaat 🙂