Website Resmi Ponpes Sabilurrosyad Gasek Malang

Khidmah Konten dari Pesantren

Kisah Husna, Sang Pemimpin IPPNU UB dari Gasek

Khotimatul Husna, Ketua PKPT IPPNU Universitas Brawijaya

Foto. Khotimatul Husna

Ponpesgasek.id — Kemampuan manajemen waktu yang baik adalah skill mahal yang tidak dimiliki semua orang. Salah satu potret santri Gasek yang memiliki skill ini bernama Khotimatul Husna.

Perempuan yang lahir di Banyuwangi, 02 April 2001 itu kini mendapat amanah sebagai bendahara Pondok Putri Sabilurrosyad Gasek sekaligus sosok nahkoda utama bagi Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Universitas Brawijaya (UB).

Menjadi ketua organisasi NU di sebuah kampus ternama tentu bukanlah hal yang mudah. Perempuan manis yang akrab dipanggil Mbak Husna itu tidak menyangka jika ia akan mendapatkan amanah luar biasa.

Ia bahkan mengaku baru mengenal kehidupan organisasi saat awal menginjak bangku perkuliahan. Hal itu karena ia merasa belum menemukan organisasi yang dapat mewadahi bakat dan minatnya semasa duduk di sekolah menengah.

Meski begitu, kemampuan berorganisasi Mbak Husna tidak perlu diragukan lagi. Sejak semester satu Mbak Husna aktif mengikuti kegiatan organisasi keislaman di kampusnya maupun di luar kampus yaitu PKPT IPPNU UB, Seni Religi (SR) UB, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Ilmu Administrasi UB. Organisasi tersebut memberikan peran penting bagi Mbak Husna.

Mbak Husna pernah menjabat sebagai pengurus anggota lembaga media pers di PKPT IPPNU, Wakil Ketua 3 PMII Rayon FIA UB (2020-2021), Wakil Bidang Syarhil Qur’an organisasi Seni Religi Universitas Brawijaya (2020-2021), Sekretaris National Islamic Festival VI (2021), Koordinator Bidang Syarhil Qur’an (2021) GBQ VIII, Bendahara HBH Ponpes Gasek (2021), Bendahara 2 Ponpes Sabilurrosyad (2019-sekarang), Ketua PKPT IPPNU Universias Brawijaya (2021-2022).

Singkat cerita, awal ia mulai aktif berorganisasi karena diajak Mbak Binti. Mbak Binti merupakan kakak tingkatnya di Pondok Sabiluurosyad Gasek yang juga berkuliah di Universitas Brawijaya. Sejak itulah ia kemudian rutin mengikuti berbagai kegiatan pengkaderan IPPNU mulai dari Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) sampai Latihan Kader Muda (LAKMUD).

Sebagaimana mahasantri (mahasiswa dan santri) lain yang memiliki beragam kesibukan di pondok, Mbak Husna juga pernah mengalami masa-masa pasang surut selama berorganisasi. Tentunya sebagai seorang santri ia ingin rajin mengikuti kegiatan ngaji dan mengabdi di pondok.

Di sisi lain tuntutan sebagai seorang anggota organisasi terkadang membuatnya bimbang ketika kegiatan organisasi berbenturan dengan waktu mengaji. Hal itulah yang sempat membuatnya sedikit surut dalam berorganisasi karena merasa lelah dan jenuh. Meski begitu ia tidak menyerah begitu saja karena ia memiliki tekad yang kuat serta kiat untuk manajeman waktu.

Disiplin dan bijak menentukan jadwal adalah kunci dari manajemen waktu yang baik. Sebagai seorang pengurus, Mbak Husna memiliki kewajiban lebih untuk mengabdi di pondok, sehingga ia harus cerdas mengatur jadwal agar tidak bentrok dan tentunya seimbang. Perempuan itu menuturkan jika jadwal kegiatan PKPT biasanya di akhir pekan, maka ia mengambil jadwal piket, memasak, dan kewajiban yang lain di hari aktif, yaitu Senin-Jumat.

“Pokoknya pintar-pintar menyesuaikan jadwal antara kuliah, pondok, sama organisasi,” begitu kata Mbak Husna saat diwawancarai 13 April 2022 lalu di Ponpes Gasek.

Keuletan dan kedisiplinan itulah yang akhirnya mengantarkan Mbak Husna dalam menyeimbangkan kehidupannya sebagai santri yang ngaji, ngabdi, dan juga tetap berorganisasi, hingga akhirnya ia terpilih sebagai ketua PKPT IPPNU Universitas Brawijaya.

Saat ditanya bagaimana kisahnya selama proses pemilihan hingga resmi menjabat, Mbak Husna tersenyum. “Setiap PKPT punya ciri khas masing-masing dalam pemilihan ketuanya. Kalau di UB alurnya mulai dari pencalonan kandidat melalui pengisian Google Form oleh pengurus sebelumnya, pengumuman lima kandidat, lalu screening hingga diperoleh tiga kandidat terkuat untuk selanjutnya dilakukan pemilihan melalui RAPTA,” begitu jelasnya.

Sejak awal masuk dalam kandidat lima besar, Mbak Husna mengaku telah menjelaskan keadaannya sebagai seorang santri yang tentunya memiliki kesibukan yang lebih diprioritaskan, apalagi di pondok ia juga telah menjabat sebagai pengurus. Namun sebagaimana pepatah “amanah tidak pernah salah memilih pundak”, takdir seolah berkata bahwa memang Mbak Husnalah yang tepat untuk mengemban amanah tersebut.

Ia pun memenangkan pemilihan suara saat RAPTA dengan visinya yaitu: menggerakkan PKPT UB menjadi wadah yang UNIK (unggul, Nahdliyyin, Inovatif, dan Kekeluargaan). Adapun misi yang ia usung adalah: 1). Membangun hubungan harmonis internal dan eksternal, 2). Aktif dan responsif terhadap permasalahan sekitar, 3). Mengembangkan pola kaderisasi yang berakhlakuk karimah, 4). Meningkatkan indeks pengembangan intelektual dan spiritual berbasis akidah Ahlussunnah wal Jamaah.

Sebagai seorang santri sekaligus organisatoris, Mbak Husna berpesan kepada santri Gasek untuk meningkatkan kualitas komunikasi. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti benturan dalam kegiatan maupun kesalahpahaman. “Ketika kita berorganisasi kalau bisa kita menjaga komunikasi kita, baik dengan teman-teman pondok maupun teman-teman pengurus. Kita harus bisa memahamkan kepada teman-teman bahwa kita ini santri yang juga organisatoris”.

Menurut Mbak Husna penting untuk memberi informasi kepada teman-teman pondok ketika waktunya berkegiatan organisasi sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan pondok. Begitu juga ketika sedang berorganisasi, perlu dikomunikasikan dengan teman-teman pengurus organisasi ketika sudah waktunya mengaji, sehingga keduanya bisa berjalan dengan seimbang dan beriringan.

“Intinya, komunikasi itu sangat penting dalam segala hal,” tutupnya, sekaligus mengakhiri pesan  untuk semua santri yang sedang belajar mengatur waktu ngaji, ngabdi dan organisasi.

Penulis  : Albila Nurfadilah dan Rahma Hilyatul Muna

Editor    : Dina Surya Mega

(Husna saat memberikan sambutan dalam kegiatan PKPT) | Foto. Khotimatul Husna