(Dok: Jamal)
Ponpesgasek.id-Di malam hari raya Idul Adha, tanggal 20 Juli 2021. Seperti biasa kami makan bersama di ndalem K.H. Marzuqi Mustamar. Selepasnya, beliau dengan semangat membara bercerita tentang sesuatu. Menurut yang beliau rasakan itu merupakan bentuk ridlo dari Syaikhona Kholil Bangkalan dalam berkiprah dan berjuang di NU.
Suatu hari, datang seorang tamu dari Madura yang mana Kiai Marzuqi sendiri tidak mengenalnya. Jadi, rasanya aneh. Seperti tetamu lainnya, Kiai Marzuqi tetap menyambutnya dengan hangat dan menghormatinya lalu memperisilahkannya untuk duduk. Nah, setelah duduk tamu tersebut matur bahwa dia diutus Syaikhona Kholil Bangkalan menyampaikan amanah dari beliau. Dia yang memang sering ziarah/tirakat ke makam Syaikhona, diperintah oleh Syaikhona sampai tiga kali supaya memberikan tulisan بسم الله الرحمن الرحيم kepada K.H. Marzuqi Mustamar. Dia mencari-cari, akhirnya ketemu rumah Kiai Marzuqi di Malang. Tamu tersebut memberikan kertas bertuliskan basmalah dan langsung pamit. Saat berpamitan, dia tidak mau diberi sangu oleh Kiai Marzuqi. Memang dari rumah niatnya hanya menyampaikan amanah tersebut dari Syaikhona Kholil kepada KH. Marzuqi Mustamar.
Apa maksudnya? Bagaimana Syaikhona Kholil yang sudah wafat kok masih bisa perintah? Mengapa pula tulisan basmalah tersebut dia berikan kepada Kiai Marzuqi? Benarkah?
Wallahu a’lam bis Showab. Yang jelas Kiai Marzuqi husnudhon bahwa Syaikhona Kholil ridlo. Tulisan tersebut disimpan Bu Nyai Marzuqi dan sampai sekarang masih ada. Penulis juga melihatnya. Sedih dan senang yang beliau rasakan, betapa perjuangan beliau berdua inshaAllah diridloi oleh Syaikhona, guru dari pendiri NU (Nahdlatul Ulama), KH. Muhammad Hasyim Asy’ari. Semoga kita semua diakui santri oleh beliau-beliau. Allahumma Amin.
Penulis : Millah Shofiah, S.Ked & Nurul Ilmi Badrud Dujjah
Editor : M. Khukmi Ilmana
Untuk pengiriman karya tulis maupun informasi lebih lanjut silakan hubungi admin
0851-83019262 (WA)