Foto. Gasek Multimedia
Ponpesgasek.id – Di tengah suasana syawal yang penuh keberkahan, Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek kembali menjadi lautan manusia. Ribuan jamaah memadati setiap sudut pondok dalam rangkaian acara Halal bi Halal 1446 Hijriah dan Haul para masyayikh, KH. Mustamar, KH. Ahmad Noer, serta kirim doa untuk para sesepuh dan asatidz.
Bertempat di Pondok Pesantren Sabilurrosyad, kegiatan yang berlangsung pada 18-19 April 2025 ini tak hanya menjadi ajang temu kangen antar alumni dan santri. Melainkan juga menjadi ruang spiritual yang menghangatkan jiwa. Acara dibuka sejak pagi hari, Jumat (18/4), dengan ziarah ke makam para masyayikh mulai dari maqbaroh KH. Murtadlo Amin, Makam H. Muslimin dan makam Kyai Chamzawi. Suasana Khidmat menyelimuti langkah para peziarah, diiringi doa dengan penuh cinta dan hormat.
Malam harinya, suasana berganti menjadi syahdu dengan acara Khotmil Qur’an. Para santri berkumpul dalam majlis tilawah yang mengalirkan lantunan ayat suci dari awal hingga akhir Al-Qur’an.
Ngaji Bareng: “Gen Z Keren dengan Ngaji, Bukan Adu Gengsi”
Hari berikutnya, Sabtu (19/4), menjadi puncak dari kemeriahan. Dimulai pukul 11.30 WIB, suasana berubah hangat dengan kehadiran Gus Rifqil dan Ning Imaz, dalam sesi “Ngaji Bareng” yang bertajuk “Gen Z Keren dengan Ngaji Bukan Adu Gengsi”, kedua tokoh muda ini mengajak para jamaah, khususnya generasi muda, untuk melihat bahwa kecintaan terhadap ilmu dan agama adalah bentuk keren yang sesungguhnya.
Gus Rifqil menegaskan, “Ngaji itu keren. Bukan karena gengsi, tapi karena ada ilmu yang nyambung sanadnya ke Rasulullah. Gen Z yang keren bukan yang pamer di depan followers. Melainkan yang sungguh-sungguh belajar, terutama di pesantren, tempat di mana ilmu bukan sekedar rutinitas, tapi warisan,” tegasnya. (Disarikan dari pengajian Gus Rifqil saat Ngaji Bareng).
Baca juga, Gen Z Keren Dengan Ngaji, Bukan Adu Gengsi
Sore harinya, momen nostalgia pun tercipta dalam rangkaian acara Temu Alumni Ponpes Gasek. Gelak tawa dan peluk hangat mewarnai pertemuan yang mempertemukan lintas generasi. Dari yang kini menjadi tokoh masyarakat, pengusaha, hingga yang masih aktif mengajar, semua kembali ke pondok dengan satu semangat: menjaga keberkahan sanad keilmuan.
Malam Puncak
Momen yang paling ditunggu adalah acara malam puncak, yang berlangsung pada Sabtu malam (19/04). Sejak sore hari, halaman pondok sudah mulai dipadati ribuan jamaah dari berbagai daerah. Mereka datang membawa harapan mendapatkan berkah ilmu, mempererat silaturahmi, hingga menyambut kehadiran KH. Said Aqil Siradj, M.Ag., yang mengisi pengajian umum.
Dekorasi panggung juga menjadi sorotan mata, bukan hanya bunga atau lampu gemerlap, melainkan aneka sayur mayur seperti kol, wortel, terong, tomat, timun dll yang dirangkai secara estetik. Bukan hanya sebagai hiasan, sayur-sayur ini boleh diambil oleh para jamaah usai acara sebagai simbol keberkahan dan kebersamaan.
Tak hanya itu, pembagian doorprize menjadi penutup yang membahagiakan. Mulai dari peralatan rumah tangga, barang elektronik, hingga hewan ternak seperti ayam dan kambing, semua dibagikan secara acak kepada jamaah yang beruntung. Tawa dan tepuk tangan memenuhi udara malam, menandai berakhirnya rangkaian acara dengan kesan yang tak akan terlupa.
Salah satu jamaah Halal bi Halal Bapak Imam Sujiono, menyampaikan pesannya yang begitu bangga ketika mendapatkan doorprize.
“Acaranya meriah dan alhamdulillah dapat ayam. Rencananya mau dipelihara saja,” ujar Imam Sujiono, salah satu jamaah yang beruntung mendapatkan doorprize.
Rahmada, salah satu santri sekaligus panitia, juga mendapat doorprize dan menuturkan perasaanya.
“Alhamdulillah dapat ayam, rencananya kalau bisa ditukar uang, ya alhamdulillah, kalau nggak bisa ya buat bancaan sama teman-teman sekamar. Halal bi Halal kali ini membawa kemakmuran untuk semua kalangan.”
Sementara itu, Muhibbun Nuha, santri asal Trenggalek yang mendapat doorprize kambing, juga mengungkapkan rasa syukurnya.
“Alhamdulillah, awalnya tidak percaya bisa dapat kambing. Rumah saya di Trenggalek, sempat bingung cara bawa pulangnya. Akhirnya saya bawa naik motor. Rencananya juga mau dipelihara atau jadi modal nikah,” ungkapnya sambil tertawa.
Ia juga menambahkan, “Mohon doanya, dan semoga berkah. Mohon juga kehalalannya dan keikhlasannya bagi seluruh panitia, bagi penyumbang, khususnya juga kepada romo KH. Marzuqi Mustamar dan seluruh keluarga ndalem yang sudah berperan besar pada kegiatan Halal bi Halal ini.”
Ketua Panitia Halal bi Halal, Figo Zulfan Alfaraby, menyampaikan bahwa persiapan telah dilakukan selama empat bulan.
“Dari rapat koordinasi rutin hingga teknis lapangan kami jalankan bersama. Harapan kami, santri lebih semangat mengaji , alumni terus menyambung silaturahmi, dan semuanya tidak melupakan jasa para guru,” ucap Figo.
Figo juga menambahkan, “Semoga tahun depan lebih meriah dan lebih sukses.”
Bagi Pondok Pesantren Sabilurrosyad – Gasek, acara ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum penuh makna untuk menyatukan santri, alumni, dan masyarakat dalam bingkai keilmuan, adab, dan spiritualitas. Di tengah arus zaman yang serba cepat dan individualistik, pesantren tetap menjadi ruang tumbuhnya nilai-nilai luhur yang tak lekang oleh waktu.