Foto. Gasek Multimedia
Ponpesgasek.id — Dalam dawuhnya, Abah menyampaikan silsilah sanad beliau bahwa beliau belajar kepada Kyai Mustamar (bapak), Kyai Hasbullah (paman), dan Kyai Ridwan (kakak dari neneknya Abah).
Kyai Mustamar sendiri adalah alumni dari Pondok Pesantren Mojosari Ngajuk. Abah lalu berguru kepada Kyai Zainuddin Mojosari. Kyai Zainuddin ini merupakan guru dari Mbah Hasyim Asy’ari & Mbah Djazuli Ploso.
Sedangkan Mbah Kyai Ridwan merupakan alumni dari Ponpes Mojosari Nganjuk, selain itu beliau termasuk murid Mbah Dimyati dari Tremas Pacitan, serta pernah ngaji langsung kepada Syaikh Mahfudz at-Turmusi.
Abah Marzuqi juga menyampaikan, ulama dari Indonesia rata-rata bersambung sanadnya kepada Syaikh Mahfudz at-Turmusi. Contohnya Mbah Hasyim Asy’ari, Mbah Bisri Syansuri, Mbah Wahab Hasbullah, Mbah Munawwir Krapyak, dan Mbah Faqih Maskumambang. Bahkan Mbah Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) pun berguru kepada Syaikh Mahfudz at-Turmusi.
Ulama yang seangkatan dengan Abah Marzuqi, jika memiliki ketersambungan sanad kepada Syaikh Mahfudz at-Turmusi biasanya terpaut 3-4 guru, dengan runtutan sanad misalnya:
Akan tetapi Abah Marzuqi juga terpaut hanya 1 guru jika melalui jalur sanad dari Mbah Kyai Ridwan:
Dari Syaikh Mahfudz at-Turmusi inilah bersambung sanad keilmuan hingga sampai kepada Syaikh Sayyid Abi Bakar Syatho Ad-Dimyathi pengarang kitab I’anatut Tholibin, dengan runtutan sanad sebagai berikut:
Dan dari Syaikh Abi Bakar Syatho ini bersambunglah sanad sampai kepada Imam Asy-Syafi’i, kemudian bersambung kepada Imam Malik, kemudian kepada Imam Nafi’ (tabi’in), kemudian kepada sahabat Abdullah bin Umar, dan sampailah kepada Rasulullah SAW.
Selain itu juga ketika kemarin Habib Umar datang ke indonesia, Abah berkesempatan bertemu dangan beliau. Kemudian beliau mendapat ijazah sanad dari Habib Umar sampai Rasulullah. Beliau juga pernah bertemu dengan dengan seorang kyai sepuh yang mana kyai tersebut adalah murid dari Syaikh Yasin al-Faddani, dan kyai tersebut memberikan Abah ijazah sanadnya.
Abah juga menyampaikan pentingnya sanad keilmuan serta hikmahnya. Bahwa keberuntungan santri belajar bersama kyai, beribadah bersama kyai, itu mirip seperti keberuntungan sahabat belajar dan beribadah bersama Rasulullah SAW. Kita yang terpaut jauh dari zaman Rasulullah masih bisa menyambungkan hati, menyambungkan amal dan ilmu dengan belajar bersama kyai di pondok pesantren. Para kyai inilah yang sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah SAW.
Orang yang tidak pernah mengaji langsung kepada kyai, misalnya dia hanya mengaji melalui Youtube tidak ada jaminan tersambungnya sanad keilmuan. Mempunyai ilmu itu memang penting, akan tetapi memastikan bahwa ilmumu, ibadahmu, akidahmu, dan hatimu bersambung sampai kepada Rasulullah itu jauh lebih penting.
Orang-orang barat, orientalis, itu tidak takut jika kita pintar, alim, hafiz Al-Qur’an dan hadits. Tapi mereka takut jika kita masih bersambung dan berpegang kepada para ulama, dan terus bersambung sampai Rasulullah SAW. Karena orang-orang kafir takut bukan karena pintarnya kita, yang mereka takutkan adalah “nur” akan menjadi semangat dakwah, semangat amal, semangat akidah itu terus menyala di hati kita. Kemudian Abah menyampaikan firman Allah SWT:
- At-Taubah: Ayat 32 (Juz 10)
يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut (ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, justru hendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai.
- Ash-Shaff: Ayat 8 (Juz 28)
يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka, sedangkan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.
Dalam ayat di atas, orang-orang kafir ingin memadamkan cahaya itu. Caranya adalah dengan memutus tersambungnya sanad dengan guru sampai kepada Nabi. Ibarat kabel listrik dengan lampu yang apabila kabel tersebut dipotong maka lampu tersebut tidak akan memancarkan cahaya.
Dengan sambungnya sanad itu tidak hanya sambung ilmunya, tetapi juga dapat menjadi barokah bagi murid dan keluarganya serta keturunannya. Karena ilmunya terjaga orisinalitasnya sampai kepada Rasulullah SAW.
*Penulisan artikel ini bersumber dari penjelasan Abah Kyai Marzuqi kepada para santri ketika milad beliau yang ke-57. Pada tanggal 22 September 2023 di Ponpes Sabilurrosyad Gasek.
Editor. Cheppy Eka Juniar
More Stories
Abah Marzuqi: Apakah Negara Masih Percaya Kepada Kaum Santri?
3 Amanat Abah Marzuqi dalam Upacara Kemerdekaan RI ke-78 di Ponpes Gasek
Berikut Pesan Abah Marzuqi Pada Santri Yang Menikah, Harus Diperhatikan!