Ponpesgasek.id — Iman merupakan keteguhan batin seorang muslim dengan meyakini bahwa agama yang benar dan diridhoi Allah adalah Islam. Keteguhan tersebut dibuktikan dengan komitmen seorang muslim dalam menjaga ikrar asyhadu ala illaha ilallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Karena setiap muslim pada dasarnya memiliki iman, tetapi yang membedakan hanya satu yaitu kadar keimanannya. Semakin kuat kadar keimanan seseorang akan menjadikannya teguh dalam menjalani beragam perintah agama. Berlainan dengan itu, jika keimanan seseorang lemah maka dia akan dengan mudah mengalami was-was atau keragu-raguan. dia juga dengan mudah akan terjebak tipu daya setan yang pada akhirnya membuat dirinya murtad bahkan mati dalam keadaan kafir, naudzubillah. Lantas, bagaimana upaya yang dapat kita lakukan agar keimanan kita bisa kuat sampai kelak ajal menjemput?.
KH Marzuqi Mustamar memaparkan bahwa sedikitnya ada tiga upaya yang dapat kita lakukan agar iman kita kuat sampai akhir hayat, mati dalam keadaan Islam, dan lisan mampu mengucap kalimat agung laa illaha ilallah.
- Berjamaah
Dalam melakukan beragam kegiatan ibadah, misalnya salat wajib upayakan agar bisa berjamaah. Sebab, disamping kita mendapat ganjaran jauh lebih utama dibanding munfarid (baca: sendiri). Kita juga akan selamat dari tipu daya setan yang menyesatkan. Sebagaimana dalam sabda nabi;
“Hendaknya kalian berpegang teguh dengan jemaah dan hindari perpecahan. Karena sesungguhnya setan itu bersama dengan seorang yang menyendiri dan dia akan jauh dengan orang yang berdua. Barangsiapa yang ingin kenikmatan surga maka hendaknya berpegang teguh pada jemaah.” (HR. Tirmidzi).
- Mendekatkan diri dengan para ulama
Ulama memiliki keimanan yang tinggi ditambah dengan pemahaman agama yang sangat baik. Oleh karena itu, dekat dengan ulama dapat menjauhkan kita dari hal-hal yang bisa melemahkan iman kita dengan bimbingannya. Terkhusus bagi orang awam, ulama dapat membimbing mereka untuk melakukan berbagai amalan tambahan yang dilakukan seperti dzikiran, tahlilan, hingga manaqiban. Ulama juga menyandang status pewaris para nabi. Status ini disematkan karena begitu pentingnya peran ulama dalam mewarisi apapun yang dimiliki nabi mulai dari ilmu, akhlakul karimah, sampai sifat-sifat nabi. Oleh karena itu, selagi di sekeliling kita masih banyak ulama marilah kita dekati mereka baik dalam majelis-majelis maupun sowan-sowan untuk bertanya perihal agama pada. Mendekatkan diri dengan ulama juga termasuk dalam upaya menjaga agama agar tidak termasuk dalam zaman yang telah disebut oleh rasulullah dalam hadits berikut,
سيَأْتِى زَمَانٌ عَلَى أُمَّتِى يَفِرُّوْنَ مِنَ اْلعُلَمَاءِ وَاْلفُقَهَاءِ فَيَبْتَلِيْهِمُ اللهُ بِثَلَاثِ بَلِيَّاتٍ : أُوْلَاهَا يَرْفَعُ اللهُ اْلبَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ، وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا، وَالثَّالِثَةُ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِ إِيْمَانٍ
”Akan datang suatu masa kepada ummatku di mana mereka lari dari para ulama dan fuqoha, maka Allah akan menurunkan tiga macam musibah kepada mereka, yaitu : Pertama, Allah menghilangkan berkah dari rizki mereka; kedua, Allah menjadikan penguasa yang zalim untuk mereka; 3. Allah mengeluarkan mereka dari dunia ini tanpa membawa iman.” (Syarah Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi Al-Bantani, halaman 20.).
- Perbanyak berdzikir
Berdzikir dapat menghadirkan dalam hati rasa takut, pengagungan, dan cinta kepada Allah. Amalan ini sangat ringan dilakukan tetapi memiliki dampak yang luar biasa terhadap keimanan kita. Rasulullah menyebut bahwa zikir kepada Allah dapat memperbarui iman kita,
” أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ، وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا؟ قَالَ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ“جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ “
““Perbarui iman kalian”. “Ya Rasulullah, bagaimana cara kami memperbarui iman kami?” tanya para sahabat. Beliau bersabda, “Perbanyaklah mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’.” (HR Ahmad dan Hakim).
Itulah tiga kunci menjaga keimanan menurut Kiai Marzuqi. Mari kita amalkan ketiganya agar keimanan kita semakin kuat hingga ajal menjemput. Dengan penuh harap, kita bisa mati dalam keadaan husnul khotimah.
*Artikel ini bersumber dari khutbah KH Marzuqi Mustamar saat Hari Raya Idul Adha 1442 yang disampaikan di Masjid Nur Ahmad Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek.
Dapat dilihat di kanal Youtube PonpesgasekTV