Kebersamaan santri gasek dalam hidup bersosial || Foto. Gasek Multimedia ||
Ponpesgasek.id — Sebagai manusia kita tidak bisa lepas dari kehidupan sosial. Salah satu dampak dari hal tersebut adalah saat manusia seringkali dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan. Tentunya tidak semua berjalan dengan mulus, ada saja masalah datang secara bergantian. Beberapa situasi juga memberikan dampak negatif dalam kehidupan sosial. Masalah yang muncul seperti perbedaan pendapat ketika bermusyawarah atau berdiskusi.
Musyawarah atau diskusi biasa terjadi dalam kehidupan sosial, baik di lingkungan sosial masyarakat maupun kampus. Konflik terkadang muncul ketika mulai ada percikan-percikan perbedaan pemikiran antar individu dengan individu yang lain. Disinilah pikiran yang tenang diperlukan, selain itu kacamata dari berbagai sudut pandang juga perlu dipakai. Hal ini diperlukan agar tercipta suasana yang aman dan damai.
Dilansir dari kompas.com dalam buku Kajian Konflik dan Perdamaian (2015) karya Anak Agung dan Nabilla Sabban, damai memiliki arti situasi ketika sekelompok masyarakat bisa hidup secara berdampingan meskipun memiliki perbedaan. Selaras dengan dawuh Abah KH Marzuqi Mustamar ketika pengajian kitab Tafsir Ahkam bahwa sebaiknya kita mengurangi potensi perpecahan. Perbedaan itu lumrah dan kita harus selalu menjaga perdamaian.
Abah Marzuqi juga menjelaskan bahwa ajaran ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah itu tidak mudah mengkafirkan, tidak boleh mudah membunuh, dan pada keadaan sedang terdesak ada kalanya harus membela diri tapi bukan menyerang.
Sebagai seorang muslim, kita juga memiliki kewajiban dalam menjaga perdamaian. Ditambah lagi dengan berkembangnya teknologi yang ada pada zaman ini. Pengguna teknologi berdasarkan sumber dari databoks.katadata.co.id dan easydigital.id berjumlah sekitar 204,7 pengguna. Mudahnya penyebaran hoax dan isu-isu yang mengadu domba.
Oleh karena itu, kita perlu menumbuhkan jiwa dalam menjaga perdamaian dan jangan sumbu pendek yang gampang tersulut emosi. Seperti pesan dari KH Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4 Indonesia “Marilah kita bangun bangsa dan hindari pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah esensi tugas kesejahteraan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali,”.
Penulis. Ayu Setia Ningsih
Editor. Cheppy Eka Juniar