Foto. Pengurus Divisi Kebersihan
Malang, Ponpesgasek.id — Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek terpilih sebagai pilot project program “Green Pesantren”. Project tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Agama Kantor Wilayah (Kanwil) Kota Malang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Studi dan Keberdayaan Rakyat (SPeKTRA). Selain Ponpes Gasek, program tersebut juga menyasar enam pesantren lain di Kota Malang.
“Pesantren selama ini dikenal oleh publik sebagai lembaga pendidikan dengan standar kebersihan yang minim,” jelas Muhammad Rasyid mengawali kepada Ponpesgasek.id, Rabu (1/03/23)
Santri yang mewakili Ponpes Gasek dalam sosialisasi program tersebut, menyebut bahwa program ini dilaksanakan selama 3 bulan, yakni mulai Januari sampai Maret

“Pada bulan Januari, pihak Spektra datang ke pondok untuk melakukan pendataan dan pemetaan masalah. Kemudian, bulan Februari kami mengikuti sosialisasi pemilahan sampah bertempat di kantor Kemenag Kota Malang,” ucap Koordinator Divisi Kebersihan Pengurus Ponpes Gasek ini.
Dari hasil sosialisasi tersebut, Rasyid memaparkan, pihaknya akan membentuk kader khusus guna mengajak para santri mulai membiasakan memilah sampah.
“Dengan cara menyediakan dua jenis tong sampah, yakni sampah organik dan anorganik. Keduanya kemudian disebar ke beberapa titik, baik di asrama putra maupun putri,” tambah santri asal Nganjuk ini.
Titik-titik tersebut akan kami monitoring terus selama masa percobaan, lanjut Rasyid, kemudian akan kami auditing dengan cara menimbang dan mencatat seberapa banyak sampah yang telah terkumpul.

“Sudah lama sekali saya mengharapkan bahwa pondok itu bisa bersih dan nyaman. Alhamdulillah, sekarang kami mendapatkan amanah untuk menjalankan program Green Pesantren ini,” ujar Rasyid.
Ia berpesan agar para santri bisa turut bekerja sama menyukseskan program ini agar terciptanya lingkungan pondok yang bersih dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.
“Apalagi bagi orang awam yang hendak mondok, mereka terkadang akan hilang semangat ketika melihat lingkungan pondok itu kurang kondusif sebagai tempat ia belajar,” tutup Rasyid.
More Stories