Ponpesgasek.id – Hembusan angin segar datang di awal bulan Juni 2021 ini, pelaksanaan Madrasah Diniyyah Pondok Pesantren Sabilurrosyad tinggal menghitung hari. Sehubungan dengan itu, pengurus Pondok Pesantren Sabilurrosyad mengadakan tes penjaringan diniah, Selasa (08/06). Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh santri baru baik putra maupun putri bertempat di Masjid Nur Ahmad Gasek.
“Tes penjaringan ini bertujuan untuk menempatkan santri baru pada kelas diniah yang sesuai dengan kompetensinya masing-masing.” tutur Nurjihad, pengurus diniah PP Sabilurrosyad. Beliau juga menambahkan, bahwa terdapat enam kelas diniah yang dimulai dari kelas I’dadiyah, kelas 1, sampai kelas 5. “Tetapi, kelas tertinggi yang bisa dimasuki santri baru adalah kelas 2 meskipun sebelumnya pernah mondok bertahun-tahun dan paham berbagai kitab tingkat tinggi.” tambahnya.
Ada dua rangkaian tes penjaringan tersebut yaitu membaca Al-Qur’an dan membaca kitab kuning. Salah satu tim penguji membaca Al-Qur’an yakni Ustadz Jumhur Hidayat, S.H., M.H., menerangkan bahwa secara umum mereka santri baru sudah bisa membaca Al-Qur’an tetapi masih terdapat kekurangan pada pemahaman tajwid dan kelancaran. Beliau berpesan tentang pentingnya memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik karena Al-Qur’an merupakan dasar untuk nantinya santri khidmah di masyarakat.
Tes membaca kitab yaitu dengan memaknai kitab Fathul Qorib sesuai dengan kaidah ilmu alat untuk membacanya seperti nahwu, shorof, balaghoh, bahasa arab, dan pegon. Ustadz Badrut Tamam, S.E., M.E., selaku tim penguji kitab mengapresiasi keberanian dan antusias para santri dalam mengikuti tes ini, “Keberanian para santri luar biasa tetapi sayangnya tidak dibarengi dengan persiapan yang matang, banyak dari mereka yang hanya mengandalkan ingatan padahal banyak dari mereka yang berasal dari berbagai pondok pesantren besar, PP Sunan Drajat Lamongan misalnya.” ujar beliau. Ustadz asal Madura ini juga berpesan agar para santri dapat nrima’an atas hasil keputusan ditempatkan pada kelas yang sesuai dengan kompetensinya dan sebagai koreksi sejauh mana pemahamannya dalam memaknai kitab agar kedepannya semakin baik.
Tercatat sebanyak 250 santri mengikuti tes penjaringan ini yang terdiri atas 120 putra dan 130 putri. Sebagai gambaran, santri baru Pondok Pesantren Sabilurrosyad tidak hanya berasal dari Kota Malang maupun Jawa Timur pada umumnya. Tetapi, berasal dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Pulau Sumatera hingga Indonesia bagian timur. Mereka pada umumnya adalah mahasiswa yang berkuliah di Kota Malang. Salah satu dari mereka yakni Atep Sopyansyah, santri yang juga mahasiswa Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang ini menyampaikan rasa syukurnya bisa mengikuti tes penjaringan tersebut. “Saya pribadi pada awalnya merasakan ndredeg karena berhadapan secara langsung dengan penguji. Namun setelah itu, saya senang sekali karena berhasil melewati tes tersebut.” ujar santri asal Kabupaten Garut tersebut.
Semoga dengan adanya kegiatan ini, menjadi awal yang baik santri baru untuk memulai mencari ilmunya. Amiin
Penulis : Cheppy Eka Juniar
Editor : Hikmah
Manusia yang suka dengan hal-hal sederhana.