Ponpesgasek.id– Memiliki anak berprestasi, berkarakter mulia, dan sholeh-sholehah adalah dambaan setiap orang tua. Apalagi di era milenial seperti saat ini, saat di mana setiap keinginan bisa segera terwujud dengan instan. Salah satunya keinginan untuk memiliki putra-putri berprestasi, berkarakter mulia (akhlakul karimah), dan sholeh-sholehah. Namun apakah keinginan itu bisa terwujud dengan instan? Tentu saja tidak. Lalu bagaimana caranya agar memiliki anak keturunan yang berprestasi, berkarakter mulia, dan sholeh-sholehah? Simak rumus rahasia KH. Marzuqi dan Umik Saidah Mustaghfiroh berikut.
Umi Saidah Mustaghfiroh adalah istri dari pengasuh Ponpes Sabilurrosyad, KH. Marzuqi Mustamar. Umi Saidah dan KH. Marzuqi memiliki rumus rahasia dalam membentuk karakter anak sehingga menjadi anak yang berprestasi. Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Senin (10/12), beliau menyampaikan kiat-kiat rahasianya setelah ditanya tentang rumus mendapatkan anak berprestasi di hadapan 70 siswa-siswi SMAK Dempo yang sedang berkunjung ke Ponpes Gasek untuk melaksanakan program live in di Ponpes Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang.
Pertama, jangan berpoligami. Ya, kiat pertama yang disampaikan oleh KH. Marzuqi Mustamar adalah anjuran agar tidak berpoligami. Keinginan seorang suami untuk berpoligami dapat berdampak pada psikis istri. Ketika seorang suami tidak memiliki keinginan untuk berpolgami dalam artian setia dan memberikan seluruh perhatiannya kepada satu istri, maka timbullah kebahagiaan dan ketenangan di hati istri. Jika telah timbul ketenangan dalam hati seorang istri, maka istri akan melaksanakan tugasnya dengan tenang dan bahagia. Ia akan menyusui anaknya dengan tenang, menunggu anak belajar pun tenang. Karena ketenangan itu ia mampu memperhatikan anak dengan sepenuh hati sehingga anak-anak akan tumbuh dengan karakter mulia dan berprestasi.
Namun sebaliknya, jika seorang suami memiliki keinginan berpoligami, maka secara otomatis hati istri menjadi tidak tenang. Ia akan merasa tersakiti sebab suaminya mendua. Lalu, seringkali anak menjadi pelampiasan kemarahan ibunya. Akhirnya, anak tumbuh dengan kekurangan perhatian dan kasih sayang sehingga berdampak pada tingkat kecerdasan anak.
Kedua, senantiasa memberi support dan apresiasi kepada anak jika anak mendapatkan prestasi. Rumus yang kedua ini disampaikan oleh Umi Saidah. Beliau menyampaikan bahwa jika anak mendapatkan prestasi, berilah apresiasi dengan memberinya hadiah. Misal, ketika putra-putri beliau telah hafal satu juz dari al-Qur’an, beliau menghadiakan sejumlah uang sebesar satu juta, lalu uang itu ditabungkan untuk tabungan haji. Selain itu, ketika juara olimpiade internasional, beliau memberikan sebuah hadiah karena prestasinya.
Ketiga, senantiasa mendo’akan anak setiap selesai sholat. Kiat dan rumus ini masih disampaikan oleh Umi Saidah. Beliau menyampaikan bahwa setiap selesai sholat, doakanlah anak satu persatu. Minimal membacakan surah al-Fatihah sekali. Misalnya, beliau mendoakan ke-tujuh putra-putrinya selepas sholat dan membacakan surah al-Fatihah minimal sekali. Doakan untuk kebaikan, prestasi dan kebahagiaan masing-masing anak agar selamat dunia dan akhirat.
Terakhir, mencium anak selepas sholat malam (sholat tahajud atau sholat hajat). Ini merupakan salah satu prilaku kasih sayang kepada anak-anak dan menunjukkan kedekatan batin antara ibu dan anak. Sebagaimana disampaikan oleh Umi Saidah, beliau mencium anak-anaknya satu persatu setiap selesai melaksanakan sholat tahajjud di malam hari.
Dengan empat kiat rahasia KH. Marzuqi Mustamar dan Umi Saidah ini, terbukti berdampak baik pada prestasi anak. Ke-tujuh putra-putri beliau tumbuh dan berkembang menjadi anak berkarakter mulia dan berprestasi hingga kancah internasional.
Penulis: M. Chasbi Asshidiq
*Disarikan dari sambutan Abah Yai Marzuki dan Umi Saidah di hadapan rombongan SMAK Dempo Malang pada Senin (10/12) di Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang.
More Stories
Dari Biadab Menjadi Beradab
Aku dan Malam
Budaya Talaman di Ponpes Gasek: Pembangun Nilai-Nilai Kebersamaan Bagi Para Santri