Website Resmi Ponpes Sabilurrosyad Gasek Malang

Khidmah Konten dari Pesantren

Perjalanan Menemukan Pemahaman

Foto. Dokumen Penulis

Ponpesgasek.id — Aku harap, kamu dapat terus percaya pada mimpimu. Apapun itu, yang sudah kau yakini dan percaya dengan sepenuh hati. Tak peduli, seberapa besar batu yang menghalangi di depan nanti atau tak peduli pula rintangan apa yang harus kau lewati. Tuhan menaruh ia dalam hatimu, karena Tuhan tau, kau akan berjuang dan belajar untuk itu.

Usahamu, pintamu, harap dan juga doa-doamu, semua dilihat Tuhan, semua didengar oleh-Nya. Dia tak memberikannya begitu saja atau secepat yang engkau pinta, karena Dia ingin melihat usahamu, melihatmu bertumbuh dan melihat bagaimana engkau mau gigih berjuang untuk itu.

Tuhan, Maha Baik katanya…

Mendengar setiap doa, mengabulkan pinta, yang walaupun kadang harus dengan rasa sakit dulu, atau dengan salah jalan, salah menimbang keputusan. Tapi, dari segala macam benturan, menandakan bahwa Tuhan sayang, teramat sayang.

Dia ingin membentukmu,

Melihatmu terbentuk dengan banyak pemahaman baru, pemahaman yang bahwa… menjadi seorang hamba memang begitu. Pemahaman bahwa, penerimaan adalah pilihan yang tepat. Walau kita tahu, prosesnya teramat berat. Tak perlu melihat pada apa yang diterima atau Tuhan berikan kepada yang lain. Semua ada, semua hadir, semua dipertemukan tentu dengan sebuah alasan, untuk pembelajaran atau untuk memupuk pemahaman.

Belajar tidak hanya terstandart pada buku-buku yang kau baca, atau dibangku sekolah mana penjelasan guru engkau terima. Tapi juga, dari orang-orang yang engkau temui. Dari ragam kondisi yang tak selalu mudah, dan tetap harus kau jalani.

Kita semua selalu, dan akan terus menerus belajar, pada universitas kehidupan, yang gurunya bisa siapa saja, apa saja, bahkan dimana saja.

Memang, perjalanan ini tidak selalu indah. Banyak pula deras tetes air mata. Sesak dada dengan rasa tidak menerima. Atau keadaan-keadaan sulit, yang membuat terasa makin terhimpit. Kadang… ada pula luka, dengan ragam rupa dan bentuknya. Luka kehilangan orang yang diberi banyak porsi cinta, yang membuat kita seolah kehilangan separuh nyawa. Dan menjalani hidup mengalir saja, dengan dekap gundah dan rasa putus asa.

Tapi, bagaimana perihnya luka, kenyataan yang terasa paling egois adalah bahwa kehidupan tetap berlanjut dan berjalan sebagaimana mestinya. Padahal, ada kalanya kita amat membutuhkan jeda. Banyak orang datang dan pergi silih berganti. Tak bisa kita tahan dan seolah tiada pilihan. Selain mempersilahkan dan merelakan. Ragam situasi sulit, harus kita terima, harus kita jalani, walau dengan berat hati.

Siapa yang tak ingin hidupnya penuh dengan cerita indah? Siapa yang tak ingin menjalani kehidupan dengan damai, bebas tanpa rasa terpaksa. Tapi sekali lagi, ini adalah porsi takaran yang pas untuk kita. Sang Maha Baik, merancang kisah paling baik lengkap dengan alurnya, lengkap dengan banyak tokoh yang ikut serta didalamnya, lengkap pula dengan beberapa klimaks dan gejolak sebuah rasa.

Siapa yang tak menginginkan happy ending pada akhir kisahnya? Kita tidak bisa memilih, dengan siapa saja, atau dengan orang-orang seperti apa buku kehidupan kita tersusun di dalamnya. Tetapi kita bisa memilih, menjadi tokoh yang bagaimana dan akan dilihat serta dikenang seperti apa.