Ponpesgasek.id — Banyak yang bilang bahwa hati adalah sumber dari perbuatan manusia. Hati yang bersih akan mendorong manusia dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik. Begitu juga sebaliknya, hati bisa mendorong seseorang melakukan perbuatan buruk. Tanpa disadari seseorang sering mengatakan “ikuti kata hati saja deh”.
Menurut Imam Al Ghazali seorang tokoh muslim yang masyhur, hati itu dibagi menjadi tiga. Pertama, hati yang sehat yaitu ketika seseorang pandai bersyukur, damai, dan senantiasa melanggenggkan dzikir. Kedua, hati yang sakit yaitu ketika seseorang memiliki iman dan melaksanakan ibadah namun juga masih melakukan perbuatan maksiat. Ketiga, hati yang mati yaitu ketika hati seseorang benar-benar keras tidak mau mendengar orang lain dan penuh maksiat.
Sebagai manusia tentunya kita tidak terlepas dari berbuat salah dan dosa, apalagi manusia seringkali dihadapkan dengan banyak masalah hidup. Seperti saja merasa hilang arah, terlalu khawatir, meragukan diri sendiri, dan masih banyak lagi yang terjadi. Namun, tidak sepatutnya kita cemas secara berlebihan dengan masalah tersebut.
Dalam pengajian kitab Al-Minahussaniyyah bersama ustadz Abdurrosyid Munaji di Pondok Pesantren Sabilurrsoyad Malang dijelaskan mengenai orang yang Istiqomah berdzikir maka akan diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dilansir juga dari NU Online menjelaskan bahwa Ibnu Athaillah menganjurkan kita berdzikir dengan hati lalai sekalipun. Solusi atau jalan untuk membersihkan hati adalah melalui dzikir yang mana hati yang bersih akan membawa kita dalam perbuatan-perbuatan baik.
“Namun tidak semua diberi keteguhan dalam istiqomah. Hukum dzikir dalam membersihkan hati seperti batu yang membersihkan tembaga. Orang yang memiliki hati bersih selain mengarah ke dalam perbuatan baik juga tidak akan menjelekkan karena merasa dirinya masih memiliki kekurangan. Ayo dzikir dengan niat ngelakoni perintah Allah. Atine anteng, ayem sak sagete dilakoni. Sedikit-sedikit dzikir, jangan dzikir sedikit-sedikit.” Jelas ustadz Rosyid
Penulis : Ayu Setia Ningsih